Sunday, March 30, 2008

DESAH KI LURAH:PAGUYUBAN ’93 DAN 9 NILAI DASAR RIMBAWAN

Tapi, bukankah masa kini itu tak pernah ada? Karena, ketika menetapkan ”kini” ia sebenarnya ”nanti”, dan begitu kita selesai mengerjakan ”kini” ia segera menjadi ”lalu”

(Radhar Panca Dahana,2001)


W

arga paguyuban ’93 sebenarnya terlahir dan dihuni oleh warga yang bersih, baik dan terbuka. Namun sifat itu menjadi semakin menipis ketika ada perbedaan pilihan beraktifitas. Jenis aktifitas itulah yang kemudian memberi sifat baru dan kacamata baru hasil didikan, ajaran bahkan doktrin dari wadah yang dimasuki yang kemudian memberikan Stigma kepada sesama warga yang berbeda pilihan. Mulailah ada Gap bahkan cenderung menjadi sumber pertentangan. Inilah masa dimana seluruh warga sedang mencari identitas kepribadian. Anak muda itu baginya yang setiap centi waktu adalah ruang untuk mencari.

Ketika masa fanatisme itu lewat, maka kesadaran untuk kembali berkumpul pun tumbuh.  Menukil ungkapan orang bijak : Kita adalah ”diri yang retak”. Diri yang senantiasa bergerak mencari keutuhan, tidak habisnya. Lebih tepatnya diri yang tak pernah jadi, tak akan jadi tetapi menjadi. Ia disempurnakan oleh lingkungan; bukan I think therefore I am, tapi bisa jadi lebih tepat I’m because of my relative age status and gender to the others, atau pendek kata I’m because of you are. Dalam bahasa yang lain : “aku adalah retak yang direkat oleh sekelilingku dan jika kau temukan kekurangan di diri orang lain, dapatkan pelengkapnya di hatimu sendiri”.

Tahun 2007 yang lalu, Departemen Kehutanan mensosialisasikan 9 Nilai Dasar Rimbawan yaitu : Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, Ikhlas, Visioner, Adil, Peduli, Kerja Sama, dan Profesional. Dari aspek dinamika kelompok, menurut pandangan Ki Lurah, sesungguhnya apa yang sudah kita lakukan selama bertahun-tahun pada masa itu sudah merupakan suatu fondasi yang kuat untuk membentuk karakter 9 nilai dasar rimbawan tersebut. Kita pasti masih ingat betapa jujur dan ikhlas-nya Gety ketika waktu Opspek dia membalik rok hitamnya bagian luar menjadi bagian dalam sehingga kelihatan furring saku roknya meskipun perintahnya adalah membalik rok bagian depan ke bagian belakang. Besarnya rasa tanggungjawab-lah yang mendasari Heru mengambil pilihan harus menikahi Susan meskipun kuliahnya baru berjalan beberapa semester. Saking adil dan disiplin-nya dengan apa yang telah disepakati menjadi penyebab kita ribut dengan pembina dan pendamping PU Konservasi karena jadwal main bolanya diganti dengan materi praktek. Untuk urusan Visioner, Deky telah membuktikan dimulai dari cermatnya melihat peluang bisnis mobil second sampai mendirikan Gamawati (Gabungan Makelar Wathon Bati) dan terakhir khabarnya beliau banyak didatangi oleh pasien untuk berobat baik fisik maupun mental dan tamu yang ingin divisualkan kehidupannya dimasa datang. Gak ada yang bisa mengalahkan kita untuk urusan peduli sampai-sampai waktu Kuliah Lapangan kepedulian warga tidak hanya tertuju pada hotel untuk fungsi relaksasi, namun juga fungsi ekonomi sehingga jam dinding, sarung bantal dan sprei milik hotel pun ikut diambil. Meja sekolah SD akan tetap menjadi alas untuk menulis jika tidak dipoles dengan kerja sama oleh kita yang akhirnya bisa menjadi panggung hiburan antara warga paguyuban dengan penduduk di Kampus Getas, dan yang terakhir Siapa sangka Ronald & Jampez yang dulu hanya dikenal di komunitas ETALASE (Edan Nguntal dan Lotse), sekarang namanya sangat disegani dan sudah akrab ditelinga masyarakat, pejabat pemda dan aparat Perhutani berkat kerja professional-nya memberdayakan masyarakat disekitar hutan jati di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Ki Lurah  sangat mengharapkan kepada seluruh warga, untuk bisa berkreasi dan tidak ”anget-anget telek pitik”, ditengah penat dan jenuhnya tugas yang memang menjadi kewajibannya. Prinsipnya adalah pertama, kita jadikan jalinan ini sebagai sebuah jalinan romantisme yang ringan dan saling mengingatkan (yang sudah mulai dilontarkan oleh Elwan bahwa warga paguyuban ikut berperan dalam rusaknya hutan Indonesia). Kedua, dari hal yang ringan tadi sudah barang tentu nanti akan saling terkait dengan siapa memerlukan apa dan kita akan saling memberi apa kepada siapa (sopo ngerti ternyata besok Anton Mandra dan Heru Lenthu bisa besanan). Dengan begitu Babak ke-II peran Paguyuban untuk membentuk karakter 9 Nilai Dasar Rimbawan bukan sebuah hal yang mustahil.

 

Wassalam.

Mukti Aji

Palangka Raya  – 2008.

 

 

No comments: